Kosabangsa 2025: Desa Pucung, Wonogiri Jadi Model Desa Tangguh Bencana Berbasis Kearifan Lokal
-
Kategori:
Berita Universitas
-
Tanggal:
30 September 2025
Wonogiri, 26–28 September 2025 – Program Kosabangsa 2025 resmi digelar di Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini mengusung tema “Pengembangan Model Desa Tangguh Bencana Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Rawan Bencana”, bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sebagai mitra utama.
Rangkaian kegiatan berlangsung selama tiga hari, meliputi:
1. Pemasangan EWS Longsor (26 September 2024) sebagai langkah awal penerapan teknologi peringatan dini di kawasan rawan bencana.
2. Pelatihan Tanggap Darurat dan Sistem Peringatan Dini Komunitas (27 September 2025), yang menghadirkan narasumber Dr. Rita Noviani, S.Si., M.Sc dan Dr. Ir. Sorja Koesuma, S.Si., M.Si dari tim pendamping Universitas Sebelas Maret (UNS).
3. Penyerahan bibit empon-empon serta alat evakuasi bencana kepada masyarakat, diikuti dengan penanaman kunyit di sekitar lokasi EWS longsor di Dusun Jladri.
4. Revegetasi lahan kritis dengan tanaman empon-empon oleh masyarakat (28 September 2025) untuk memperkuat ketahanan ekosistem sekaligus memberikan manfaat ekonomi.
Kepala Desa Pucung, Bapak Kateno, S.Sos, menyatakan bahwa program ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. “Dengan adanya EWS longsor dan pelatihan dari Kosabangsa, warga Desa Pucung lebih siap menghadapi risiko bencana,” ungkapnya.
Ketua FPRB, Bapak Triyanto, S.ST, menambahkan bahwa kombinasi teknologi modern dan kearifan lokal seperti penanaman empon-empon akan menjadi model desa tangguh bencana yang dapat direplikasi di wilayah lain. Sementara Ketua Pelaksana Kosabangsa 2025 dari Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Duta Bangsa Surakarta, Bapak Wiji Lestari, S.Si., M.Kom, menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini. “Kami tidak hanya fokus pada mitigasi bencana, tetapi juga pada penguatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan tanaman lokal,” jelasnya.